05 Maret 2012
Seni dan Ilmu Mengajar
Seni dan Ilmu Mengajar
Dimanapun dan kapanpun seseorang dapat belajar, belajar yang paling sering kita lakukan dalam perjalanan kehidupan ini adalah belajar dari pengalaman, baik pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Seperti salah satu falsafah hidup Suku Minang, --
Alam takambang jadi Guru*
Jika diatas kita menyinggung bagaimana belajar, akan ada subjek pembelajaran dan objek yang akan di pelajari pastinya. Subjek pembelajaran adalah para peserta didik (siswa), objek yang dipelajari adalah bahan ajar yang akan di serap pengetahuannya oleh siswa dan guru sebagai pembimbingnya.
Pada pertemuan ke dua kemarin di kelas Pedagogi, secara tidak langsung melalui pengalaman yang saya dan teman-teman ikut serta di dalamnya, disana telah tercipta suasana belajar, bagaimana dan seperti apa seni dan ilmu mengajar itu.
Seni itu adalah suatu yang diciptakan, kreatifitas, yang memiliki nilai keindahan. Jadi seni mengajar itu kreatifitas seorang tenaga pengajar (guru) dalam menyajikan bahan ajar pada situasi dan media tertentu, seni ini lebih kepada gaya mengajar seorang guru. Sedangkan ilmu mengajar lebih kepada pengetahuan teoritis (ilmiah), yang harus dikuasai oleh guru dalam menyampaikan bahan ajar. Jika ilmu mengajar ini membekali guru dalam aspek ilmiah tentang pengajaran, sistematika penyajian materi, dan etika dalam berkomunikasi antara siswa dengan guru. Seni mengajar merupakan cara guru menjadi fasilitator dan pemandu yang membuat pembelajaran siswa menjadi lebih mudah dan efektif, dalam hal ini diharapkan siswa dapat berperan aktif.

Jadi pertanyaannya sekarang mengajar itu lebih baik menggunakan ilmu atau seni..?
Apakah bisa kita menggunakan hanya salah satu dari padanya..?
Kegiatan pembelajaran itu sebenarnya adalah kombinasi dari keduanya, Seorang guru diharapkan dapat mentransformasikan pengetahuan untuk menghasilkan atau menjadi produsen aktif akan pengetahuan dan ide-ide baru. Jika seorang guru tidak memiliki seni, maka suasana kelas akan pasif, bisa dipastikan tidak adanya motivasi pada siswa, tentunya tujuan dari pembelajaran tidak akan tercapai. Sebaliknya jika tidak memiliki ilmu akan lebih parah lagi, akan muncul guru-guru dengan kelakar dan guyonan yang wahhh, tanpa memiliki strategi pengajaran yang baik.
Jadi jika harus ada pertanyaan, bisakah hanya menggunakan seni atau ilmu saja..?
mari kita renungkan lagi bersama...
:D
_______________________________
*artinya : Apapun di penjuru alam ini dapat kita jadikan Guru
Referensi:
Danim, Sudarwan. (2010). Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi., Bandung: Alfabeta.
Referensi:
Danim, Sudarwan. (2010). Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi., Bandung: Alfabeta.
Komentar